Pengelolaan Waktu
"Segala sesuatu indah pada waktunya ..."
Kita semua memiliki aset yang berbeda dan beragam. Ada yang bersifat material seperti properti, perusahaan, saham, dan perhiasan. Atau yang bersifat keahlian seperti ilmu pengetahuan, atau kepiawaian dalam seni dan keterampilan. Bahkan aset fisik misalnya di bidang olahraga atau keindahan secara lahiriah.
Namun, ada aset yang dimiliki tiap orang secara sama dan merata, yaitu waktu. Kita diberi waktu secara gratis dan bebas untuk mengelolanya. Tapi mungkin karena gratis, maka tanpa sadar kita sering mengabaikan betapa berharganya ia. Waktu adalah aset yang paling sering disia-siakan dan dikorbankan. Padahal waktu berlalu dan takkan pernah kembali. Waktu tak dapat dihentikan dan tidak bisa diulangi.
Kita diberi kesempatan sekali saja dalam hidup. Kita sangat dibatasi oleh waktu. Namun tanpa sadar, banyak hal tak berguna telah menyita waktu kita yang sangat berharga. Akibatnya, kita sering hidup dalam tekanan. Dikejar-kejar target pekerjaan, tidak cukup waktu yang berkualitas bagi keluarga, atau kesehatan yang terganggu.
Pencuri dan Penghalang Waktu
Betapa sering kita mengeluh tidak punya waktu, sehingga banyak hal penting yang terabaikan. Namun jika dicermati, ternyata masalahnya bukan soal kekurangan waktu, tapi seberapa efektif kita memanfaatkan waktu itu.
Tanpa disadari, banyak aktivitas tidak penting yang sudah mencuri waktu kita. Biasanya kita bahkan punya berbagai alasan. Padahal, sikap atau kebiasaan buruk yang menghalangi kita menggunakan waktu secara efektif.
• Rasa malas
Perasaan malas adalah hal yang wajar. Kita semua pernah mengalaminya. Namun, sangat keliru jika kita memupuk rasa malas itu. Karena akhirnya menjadi sikap buruk yang melekat dan sulit dihilangkan. Kemalasan membunuh produktivitas waktu.
• Suka menunda
Banyak hal yang membuat kita suka menunda. Tapi yang paling sering karena sikap perfeksionis. Keinginan serba sempurna membuat kita sulit untuk memutuskan atau bertindak segera. Akhirnya kita kehilangan banyak waktu yang berharga.
• Lamban
Kelambanan berarti pemborosan waktu. Waktu yang dipakai jauh lebih panjang dari yang seharusnya. Akhirnya pekerjaan menjadi tidak efisien, biaya menjadi mahal, dan kita tidak mampu bersaing.
• Kehilangan prioritas
Kita mudah kehilangan prioritas jika tidak fokus. Prioritas berarti mampu membedakan mana penting dan mendesak. Kehilangan prioritas membuat kita gagal melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
• Tidak ada perencanaan
Ada yang berpendapat bahwa hidup itu sebaiknya mengalir seperti air. Perencanaan itu kaku, membuat kita sulit bertindak fleksibel. Tentu saja ini adalah mitos yang keliru. Karena justru melalui perencanaan kita bisa membuat prediksi yang lebih matang dengan efisiensi waktu yang baik.
Mengelola Waktu Secara Bijaksana
Penundaan ataupun kelambanan selalu merugikan, bukan hanya diri sendiri tapi juga orang lain. Sikap menunda bagai musuh dalam selimut. Sepertinya menyenangkan namun sebenarnya sangat merugikan. Penundaan menghasilkan keterlambatan, dan keterlambatan tidak pernah memenangkan kompetisi.
Tips dalam mengelola waktu:
1. Buatlah jadwal perencanaan dan kembangkan kebiasaan merencanakan.
2. Tentukan prioritas kegiatan yang mendesak dan penting.
3. Perhitungkan antara kualitas pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan.
4. Aturlah keseimbangan waktu dalam hidup.
5. Tetaplah fokus.
Sikap efektif terhadap waktu pada prinsipnya didasari dua aspek penting yaitu: bagaimana menghargai waktu dan menghargai orang lain. Karena keputusan dan tindakan kita tidak hanya memengaruhi diri pribadi, tapi juga orang lain. Untuk memotivasi diri, marilah kita berpikir untuk mengelola waktu dan membuat perencanaan seakan-akan hidup masih lama. Namun, kita harus siap sedia dan tidak menunda pekerjaan seolah-olah hidup akan berakhir besok.
The Word of Wisdom
Kualitas hidup kita ditentukan oleh kualitas waktu yang kita manfaatkan
Kita semua memiliki aset yang berbeda dan beragam. Ada yang bersifat material seperti properti, perusahaan, saham, dan perhiasan. Atau yang bersifat keahlian seperti ilmu pengetahuan, atau kepiawaian dalam seni dan keterampilan. Bahkan aset fisik misalnya di bidang olahraga atau keindahan secara lahiriah.
Namun, ada aset yang dimiliki tiap orang secara sama dan merata, yaitu waktu. Kita diberi waktu secara gratis dan bebas untuk mengelolanya. Tapi mungkin karena gratis, maka tanpa sadar kita sering mengabaikan betapa berharganya ia. Waktu adalah aset yang paling sering disia-siakan dan dikorbankan. Padahal waktu berlalu dan takkan pernah kembali. Waktu tak dapat dihentikan dan tidak bisa diulangi.
Kita diberi kesempatan sekali saja dalam hidup. Kita sangat dibatasi oleh waktu. Namun tanpa sadar, banyak hal tak berguna telah menyita waktu kita yang sangat berharga. Akibatnya, kita sering hidup dalam tekanan. Dikejar-kejar target pekerjaan, tidak cukup waktu yang berkualitas bagi keluarga, atau kesehatan yang terganggu.
Pencuri dan Penghalang Waktu
Betapa sering kita mengeluh tidak punya waktu, sehingga banyak hal penting yang terabaikan. Namun jika dicermati, ternyata masalahnya bukan soal kekurangan waktu, tapi seberapa efektif kita memanfaatkan waktu itu.
Tanpa disadari, banyak aktivitas tidak penting yang sudah mencuri waktu kita. Biasanya kita bahkan punya berbagai alasan. Padahal, sikap atau kebiasaan buruk yang menghalangi kita menggunakan waktu secara efektif.
• Rasa malas
Perasaan malas adalah hal yang wajar. Kita semua pernah mengalaminya. Namun, sangat keliru jika kita memupuk rasa malas itu. Karena akhirnya menjadi sikap buruk yang melekat dan sulit dihilangkan. Kemalasan membunuh produktivitas waktu.
• Suka menunda
Banyak hal yang membuat kita suka menunda. Tapi yang paling sering karena sikap perfeksionis. Keinginan serba sempurna membuat kita sulit untuk memutuskan atau bertindak segera. Akhirnya kita kehilangan banyak waktu yang berharga.
• Lamban
Kelambanan berarti pemborosan waktu. Waktu yang dipakai jauh lebih panjang dari yang seharusnya. Akhirnya pekerjaan menjadi tidak efisien, biaya menjadi mahal, dan kita tidak mampu bersaing.
• Kehilangan prioritas
Kita mudah kehilangan prioritas jika tidak fokus. Prioritas berarti mampu membedakan mana penting dan mendesak. Kehilangan prioritas membuat kita gagal melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
• Tidak ada perencanaan
Ada yang berpendapat bahwa hidup itu sebaiknya mengalir seperti air. Perencanaan itu kaku, membuat kita sulit bertindak fleksibel. Tentu saja ini adalah mitos yang keliru. Karena justru melalui perencanaan kita bisa membuat prediksi yang lebih matang dengan efisiensi waktu yang baik.
Mengelola Waktu Secara Bijaksana
Penundaan ataupun kelambanan selalu merugikan, bukan hanya diri sendiri tapi juga orang lain. Sikap menunda bagai musuh dalam selimut. Sepertinya menyenangkan namun sebenarnya sangat merugikan. Penundaan menghasilkan keterlambatan, dan keterlambatan tidak pernah memenangkan kompetisi.
Tips dalam mengelola waktu:
1. Buatlah jadwal perencanaan dan kembangkan kebiasaan merencanakan.
2. Tentukan prioritas kegiatan yang mendesak dan penting.
3. Perhitungkan antara kualitas pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan.
4. Aturlah keseimbangan waktu dalam hidup.
5. Tetaplah fokus.
Sikap efektif terhadap waktu pada prinsipnya didasari dua aspek penting yaitu: bagaimana menghargai waktu dan menghargai orang lain. Karena keputusan dan tindakan kita tidak hanya memengaruhi diri pribadi, tapi juga orang lain. Untuk memotivasi diri, marilah kita berpikir untuk mengelola waktu dan membuat perencanaan seakan-akan hidup masih lama. Namun, kita harus siap sedia dan tidak menunda pekerjaan seolah-olah hidup akan berakhir besok.
The Word of Wisdom
Kualitas hidup kita ditentukan oleh kualitas waktu yang kita manfaatkan
Comments
Post a Comment