Karya Kelas TPM
KARYA TULIS
TEMA SIPIRIT OF WOMEN
Di Buat oleh:
x-Teknik Permesinan
BAB 1: PENDAHULUAN
KATA PENGANTARAN :
ASALAMUALAIKUM WR.WB
Alhamdullilah kami panjatkan
kehadiran ALLAH SWT. Atas rahmat dan Karunianya karya tulis ini dapat
terselesaikan dengan baik.tujuan penyusun
karya tulis ini adalah untuk memenuhi lomba karya tulis dari osis
perkapalan,dalam menyusun karya tulis ini kami mengalami banyak
kesulitan.tetapi karena adanya dukungan dari berbagai pihak untuk membantu
mengarahkan dan membimbing kami dalam menyusun karya tulis ini ,shingga karya
tulis ini dapat terselesaikan dengan yang kami harapkan.Dengan menyadari segala
kekurangan serta keterbatasan kami,oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun semangat kami demi kemajuan
bersama.semoga karya tulis ini dapat berguna bagi semua pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb.
Latar Belakang:
Di Indonesia tepat pada tanggal 21
April selalu diperingati sebagai Hari Kartini, figur wanita yang didaulat
paling berjasa bagi kaum wanita di Indonesia untuk kiranya lebih maju.
Mengingat apa yang Kartini perjuangkan kala itu dimasanya adalah dimana kaum
wanita begitu tertinggal dibandingkan apa yang didapat oleh kaum pria sehingga
ia mempelopori para wanita agar mendapatkan hak yang setara dengan kaum pria
dapatkan khususnya hak mendapatkan pendidikan. Kiranya sudah berpuluh-puluh
tahun lewat apa yang Kartini dahulu perjuangkan bisa kita bersama lihat bahwa
kaum wanita saat ini berkembang menjadi sosok maupun figur yang tidak lagi
dianggap sebelah mata, kaum wanita saat ini menunjukkan bahwa kemampuan kaum
mereka miliki tidaklah kalah dan mampu bersaing dengan para kaum pria. Tak
sedikit bermunculan sosok wanita-wanita yang berprestasi dan mengharumkan nama
bangsa layaknya tak kalah dengan apa yang Kartini lakukan, bahkan saat ini
Penulis pandang kaum wanita menjadi sentralis dimana lebih mendominasi dalam
dunia pekerjaan.
Seperti kita ketahui bahwa zaman sudah maju dan keadaan apa yang dialami Kartini dimasa lalu tentunya telah berubah, dalam suasana memperingati hari Kartini maka menjadi pertanyaan tepatnya apa, mengapa, dan tujuannya diperingati? Hari Kartini kiranya seperti hari-hari dimana dipandang sebagai momentum dimana selain dianggap penting dikarenakan aspek bersejarah namun tanggal pada hari tersebut kiranya dapat mengakomodir atau mewakili keseluruhan dari segala bentuk
Seperti kita ketahui bahwa zaman sudah maju dan keadaan apa yang dialami Kartini dimasa lalu tentunya telah berubah, dalam suasana memperingati hari Kartini maka menjadi pertanyaan tepatnya apa, mengapa, dan tujuannya diperingati? Hari Kartini kiranya seperti hari-hari dimana dipandang sebagai momentum dimana selain dianggap penting dikarenakan aspek bersejarah namun tanggal pada hari tersebut kiranya dapat mengakomodir atau mewakili keseluruhan dari segala bentuk
perjuangan yang Kartini capai untuk
meningkatkan derajat kaum wanita di Indonesia. Penulis akan ambil contoh
tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Republik Indonesia,
kenapa bukan tanggal 1 Agustus, 7 Agustus, atau 30 Agustus saja ditetapkan,
mengapa tanggal 17 Agustus karena pada momentum tersebut ada aspek sejarah
berperan sebagaimana pula mewakili segala bentuk perjuangan para pahlawan
bangsa sebelum-sebelumnya agar Indonesia merdeka.
Kembali membahas Hari Kartini tepatnya apa yang diperingati? Ini yang Penulis pandang mayoritas masyarakat Indonesia tidak pahami lebih dalamnya dikarenakan momentum Hari Kartini hanya sekedar "simbolis", dalam artian pada tanggal 21 April tersebut memang tidak bisa disanggah sebagai tanggal lahir R.A Kartini dan moment penting dalam jangka waktu satu tahun bagi negara Indonesia. Tahun depan 2016 pun pada tanggal yang sama maka Indonesia akan kembali memperingati Hari Kartini, begitupun di tahun-tahun berikutnya selama eksistensi bangsa Indonesia di muka dunia. Tampak seolah masyarakat Indonesia hidup dalam sugesti bahwa Hari Kartini adalah tanggal 21 April tersebut, beberapa hari sebelum, bertepatan, dan selang beberapa lama sesudah moment tersebut maka ramai-ramai orang membahasnya, lalu Hari Kartini seakan terlupakan tidak berbeda dengan moment-moment bersejarah lainnya dari bangsa Indonesia.
Jikalau ditanyakan mengapa Hari Kartini diperingati kemungkinan besar orang akan menjawab merupakan sejarah Indonesia, namun jawaban sebenarnya terletak pada kata "diperingati" atau "peringatan". Sebagai individu seringkali kita melupakan sejarah sebagaimana kalimat motivasi berkumandang "jangan menoleh kebelakang, pandanglah hari baru kedepan". Dalam pemahaman dari kalimat tersebut dimana sebagai individu atau wujud sebuah negara jangan terlalu hanyut di masa lalu diam terbelenggu tak melakukan apapun untuk berusaha maju merubah keadaan agar lebih baik kedepan. Dengan berat hari Penulis katakan inilah cerminan bangsa Indonesia saat ini, negara tercinta kita ini seolah terbelenggu dengan masa lalunya padahal apa yang Kartini perjuangkan yaitu memberikan pembaharuan bagi Indonesia khususnya bagi kaum wanitanya. Kita terbelenggu dengan tanggal 21 April dimana kita dapat mengimplementasi Hari Kartini dalam kehidupan keseharian, kita terbelenggu oleh sosok Kartini dimana masih begitu banyak figur pahlawan wanita baik terdahulu maupun hingga sekarang yang bisa kita jadikan panutan, kita terbelenggu dan seolah tak memiliki pandangan maju untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik seperti apa. Inilah ironi bangsa Indonesia pada Hari Kartini ini bahwa tidak sedikit yang mempeributkan banyak pahlawan wanita selain R.A Kartini akan tetapi apa tujuaanya jikalau banyak sosok yang kita anggap penting bagi bangsa namun tak ada manfaat yang kita ambil dari apa yang mereka-mereka perjuangkan. Tanyakan kepada diri kita masing-masing dan cobalah renungkan, Hari Kartini adalah peringatan bagi bangsa Indonesia sebagaimana moment-moment penting bagi bangsa ini yang terus menerus dan berulang-ulang mengetuk pintu hati kita semua untuk menciptakan bangsa Indonesia yang lebih baik kedepannya. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Kembali membahas Hari Kartini tepatnya apa yang diperingati? Ini yang Penulis pandang mayoritas masyarakat Indonesia tidak pahami lebih dalamnya dikarenakan momentum Hari Kartini hanya sekedar "simbolis", dalam artian pada tanggal 21 April tersebut memang tidak bisa disanggah sebagai tanggal lahir R.A Kartini dan moment penting dalam jangka waktu satu tahun bagi negara Indonesia. Tahun depan 2016 pun pada tanggal yang sama maka Indonesia akan kembali memperingati Hari Kartini, begitupun di tahun-tahun berikutnya selama eksistensi bangsa Indonesia di muka dunia. Tampak seolah masyarakat Indonesia hidup dalam sugesti bahwa Hari Kartini adalah tanggal 21 April tersebut, beberapa hari sebelum, bertepatan, dan selang beberapa lama sesudah moment tersebut maka ramai-ramai orang membahasnya, lalu Hari Kartini seakan terlupakan tidak berbeda dengan moment-moment bersejarah lainnya dari bangsa Indonesia.
Jikalau ditanyakan mengapa Hari Kartini diperingati kemungkinan besar orang akan menjawab merupakan sejarah Indonesia, namun jawaban sebenarnya terletak pada kata "diperingati" atau "peringatan". Sebagai individu seringkali kita melupakan sejarah sebagaimana kalimat motivasi berkumandang "jangan menoleh kebelakang, pandanglah hari baru kedepan". Dalam pemahaman dari kalimat tersebut dimana sebagai individu atau wujud sebuah negara jangan terlalu hanyut di masa lalu diam terbelenggu tak melakukan apapun untuk berusaha maju merubah keadaan agar lebih baik kedepan. Dengan berat hari Penulis katakan inilah cerminan bangsa Indonesia saat ini, negara tercinta kita ini seolah terbelenggu dengan masa lalunya padahal apa yang Kartini perjuangkan yaitu memberikan pembaharuan bagi Indonesia khususnya bagi kaum wanitanya. Kita terbelenggu dengan tanggal 21 April dimana kita dapat mengimplementasi Hari Kartini dalam kehidupan keseharian, kita terbelenggu oleh sosok Kartini dimana masih begitu banyak figur pahlawan wanita baik terdahulu maupun hingga sekarang yang bisa kita jadikan panutan, kita terbelenggu dan seolah tak memiliki pandangan maju untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik seperti apa. Inilah ironi bangsa Indonesia pada Hari Kartini ini bahwa tidak sedikit yang mempeributkan banyak pahlawan wanita selain R.A Kartini akan tetapi apa tujuaanya jikalau banyak sosok yang kita anggap penting bagi bangsa namun tak ada manfaat yang kita ambil dari apa yang mereka-mereka perjuangkan. Tanyakan kepada diri kita masing-masing dan cobalah renungkan, Hari Kartini adalah peringatan bagi bangsa Indonesia sebagaimana moment-moment penting bagi bangsa ini yang terus menerus dan berulang-ulang mengetuk pintu hati kita semua untuk menciptakan bangsa Indonesia yang lebih baik kedepannya. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
BAB II:PEMBAHASAN.
Pembahasan tentang
tema:
SEMANGAT WANITA
Di sisi lain, semua
wanita memiliki semangat sendiri. Tim kami bertanya pada sahabat-sahabat ,
siapa sih wanita yang paling berjasa di hidup mereka. Dan inilah wanita yang
berjasa.
Ibu adalah wanita dalam
hidupku, dan semangatku. Pahlawan yang selalu setia menemani, setia memberi,
melindungi dan tanpa pamrih mengasih.
Dulu aku tidak tahu
bagaimana rasanya menjadi ibu. Yang saya tahu hanyalah menuntut dan protes
karena ibu terlalu protektif dan sebagainya. Meskipun sayang, saya tidak tahu
bahwa rasa cintanya sangat besar untuk saya. Sekarang, barulah saya tahu betapa
hebatnya pengorbanan dan cinta kasih seorang ibu, setelah saya sendiri
merasakan menjadi seorang ibu. Love you, ibu. Ibu .
Ayah dan ibu adalah
pahlawan dalam kehidupanku,mereka yang memberiku cinta, sayang, kehangatan dan
perhatian. Mereka pula yang rela berjuang dan berkorban demi ana-anaknya tanpa
pamrih. Ayah dan ibu adalah manusia terbaik dan pahlawan terhebat
Tentu saja ibuku. Ibuku
sangat hebat. Dia bisa mengurus rumah tangga dengan baik, rumah terurus,
adik-adikku yang super nakal tertangani, mengurusi ayah, juga bekerja di toko.
Karena ayah berkali-kali bangkrut, ibu yang membantu ayah untuk bekerja.
Jawabanku dari dulu
kalau ditanya siapa pahlawan dalam hidupku, aku akan menjawab ibu. Menurutku,
ibu adalah pahlawan untuk hidupku. Dari di dalam perut ibuku, aku selalu
dirawat olehnya. Bahkan sampai aku sebesar ini, selalu ada rasa kasih sayang
dan cintanya. Menurutku, ibu adalah harta yang paling berharga.
Rasanya pantas jika
seorang ibu juga menjadi pahlawan bagi anak-anaknya. Bahkan ada yang
mengatakan, masa depan sebuah bangsa ada di tangan para wanitanya. Maka di
sinilah peran besar seorang wanita, tak sekedar berkutat di dapur, tetapi
bertanggung jawab pada pendidikan anak yang nantinya akan menjadi tonggak
bangsa.
Sudut pandang:
Sepanjang perjalanan hidup kita,
adakah yang lebih berjasa kepada kita selain ibu? Saya tahu, jawaban atas
pertanyaan ini tentu akan beragam. Namun saya punya keyakinan bahwa sebagian
besar jawaban atas pertanyaan ini adalah: TIDAK ADA! Siapapun anda, entah
seorang direktur atau tukang cukur, insinyur atau tukang sayur, jenderal atau
kopral, pengamen atau parlemen, guru, dosen, menteri, presiden, bahkan raja
atau seorang bandit sekalipun… pasti ia terlahir dari seorang ibu. Karenanya,
tak dapat dipungkiri bahwa ibu merupakan sosok paling sentral dan monumental
dalam hidup dan kehidupan kita. Rasanya, tidaklah berlebihan jika aku sendiri menyebut
ibuku sebagai pahlawanku, bahkan tentu melebihi predikat itu.
Ibuku adalah pahlawanku, bukan saja
karena ia telah melahirkan dan membesarkanku. Lebih dari itu, ia adalah manusia
pertama yang memberi segala inspirasi. Suka-duka, sedih-gembira, tangis dan
tawa, segala senang dan derita. Darah, gairah,keringat, semangat, cintadan air
mata –adalah sebongkah mutiara hidup dengan segala pemaknaan, kecemasan
danpengharapan– ditumpahkannya dengan penuh kerelaan dan kasih sayang.Sepanjang
perjalanan hidupku, tentu begitu banyak atau bahkan terlalu banyak pengorbanan
dan pemberian yang telah dicurahkan ibuku untukku hingga aku tidak akan sanggup
menghitungnya. Kalau pun aku harus mengingat dan menyebut pengorbanan dan
pemberian itu satu per satu, aku yakin, apa yang kuingat dan apa yang kusebut
pasti jauh lebih sedikit dari daftar pengorbanan dan pemberian ibuku yang tidak
dapat kuingat dan tidak dapat kusebutkan.
BAB III:PENUTUP
KESIMPULAN DARI
PEMBAHASAN:
Bahwa para pejuang pejuang wanita
tidak hanya ibu RA Kartini dan pahlawan bangsa yang lain. Tetapi juga seorang
Ibu yang senantiasa menjaga dan tetap setia untuk menyayangimu. Ia yang memberi
semangat hidup dan setia memberi perlindungan serta dedikasi cintanya yang tak
terhingga. Maka dari itu kita perlu menyadari bahwa pahlawan sesungguhnya ialah
ibu. .
SARAN
Di zaman yang serba modern ini,
gerakan emansipasi telah banyak dilakukan olehkaum Wanita di dunia tak
terkecuali di Indonesia. Kedudukan Wanita dan Pria pada masa ini sangat jauh
berbeda dari masa lampau. Bahkan tidak jarang kedudukan Wanita justru lebih
tinggi daripada Pria. Dan tidak sedikit pula Wanita-wanita yang berprestasi dan
mengharumkan nama Indonesia. Melihat hal yang demikian tentunya, Wanita saat
ini tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Seiring perkembangan zaman itulah,
Wanita Indonesia dapat mensejajarkan diri mereka dengan kaum Pria dari berbagai
bidang kehidupan, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan dan lain
sebagainya.
Kartini masa kini adalah sebutan
yang paling cocok disandang oleh wanita Indonesia Saat ini. Kartini masa kini
adalah orang yang mandiri, baik secara finansial maupun dalam keperibadian.
Serta mereka memiliki kecerdasan dan daya guna. yang artinya, mampu memberikan
manfaat, baik itu untuk diri mereka sendiri maupun untuk lingkungannya.
Akan tetapi, sesuai kodratnya
sebagai seorang wanita, mereka memang diciptakan berbeda dari kaum Pria. Dalam
ber-emansipasi, bukan suatu kesalahan sebagai seorang Wanita berpendidikan
tinggi. Dan memiliki derajat yang lebih tinggi daripada Pria. Namun, bukan juga
suatu keharusan seorang Wanita menjalani hidupnya dengan tanggung jawab bekerja
ataupun melakukan tugas-tugas yang seharusnya dilakukan oleh kaum Pria. Selama wanita
itu belum memiliki pasangan hal itu mungkin dapat ditoleran. Namun, akan
berbeda cerita jika Wanita tersebut sudah memiliki pasangan hidupnya.
Tantangan yang akan dihadapi oleh
kaum Wanita saat ini dalam ber-emansipasi, yakni harus menjalankan peran ganda
tanpa harus meninggalkan kodratnya sebagai seorang Wanita
Vote
ReplyDeleteVote
DeleteVote
ReplyDeleteVote
ReplyDeleteVote
ReplyDeleteVote
ReplyDeleteVOTE
ReplyDelete"vote"
ReplyDeletevote
ReplyDeleteVOTE
ReplyDeleteVote
ReplyDeleteVote
ReplyDeleteVote
ReplyDelete